Upacara adat Seren Taun : WEBID3

Adat istiadat Jawa Barat masih dipertahankan.

Budaya Jawa Barat atau suku Sundan benar-benar sangat menarik untuk diulas bersama. Khusus bagi Anda yang tinggal di luar Jawa Barat,  Anda akan melihat daya tarik khas adat istiadat yang dipamerkan. Pada dasarnya, setiap daerah memiliki budaya yang diwariskan dari nenek moyang sebelumnya.

Banyak praktik telah ditinggalkan, tetapi ada beberapa yang masih dilestarikan sampai sekarang. Budaya ini merajalela dalam kehidupan sosial masyarakat Sunda, mulai dari hubungan persaudaraan, pernikahan, penyelenggaraan acara-acara tertentu hingga profesi dalam keluarga. Semua praktik memiliki sejarah yang cukup panjang sejauh ini.

Dari sekian banyak praktik yang dimiliki Jawa Barat, anda akan  berkenalan dengan 5 budaya yang paling sering terjadi, karena ih massal yang disimpan selama ini.  Mulai dari sistem kekerabatan hingga upacara atau nomenklatur. Anda akan menemukan keunikan Anda dari budaya Jawa Barat ini.

Sistem Kekerabatan Jawa Barat

Praktik  Jawa Barat pertama yang  akan kita  bahas terkait dengan sistem kekerabatan.  Sistem kekerabatan yang ada pada suku Sundan bersifat bilateral, yang berasal dari ayah dan ibu. Seperti budaya lainnya, masyarakat Sunda juga menganggap Anda sebagai kepala keluarga.

Sistem kekerabatan ini juga tidak jauh dari peran Islam yang mempengaruhi budaya di suku Sundan. Ada istilah yang disebut Pancakaki yang digunakan untuk menggambarkan kekerabatan. Bagi Anda orang Sunda, anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah ini, karena biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain Panchakaki, Anda juga akan mengenal istilah Sarsilah (silsilah atau Salsilah) dan sejarah. Kedua istilah ini memiliki arti yang hampir sama, yaitu silsilah atau selat. Ketiga istilah ini sering digunakan dalam membahas sistem kekerabatan yang digunakan oleh masyarakat Sundan.

Masyarakat Jawa Barat juga memiliki panggilan sendiri untuk kerabatnya, seperti ayah, ibu, paman, bibi, saudara laki-laki, saudara perempuan, kakek-nenek, dll. Sistem kekerabatan semacam ini memang dipertahankan hingga saat ini. Jadi, jangan heran jika masih banyak masyarakat Jawa Barat yang memegang sistem kekerabatan ini.

Upacara adat Seren Taun

WEBID :

  1. distributorcctv.co.id
  2. sederhana.co.id
  3. cekberatanak.id
  4. gbsh.co.id
  5. metrofcmalang.id
  6. o2omarket.id
  7. balajar.id
  8. mediaronggolawe
  9. bengkulusatu.co.id
  10. tribratanewspolresmakota.id
  11. swatvnews.id
  12. telkopedia.co.id
  13. stadion.co.id
  14. olymptrade.id
  15. bapper.id
  16. blud-rsudlht.id
  17. djohancapital.co.id
  18. sigmanews.co.id
  19. solusibisnis.co.id
  20. samasetara.id
  21. rsud-jeneponto.id
  22. hubdigital.id
  23. businessreview.co.id
  24. easydeal.id
  25. gatra.co.id
  26. edwardforrer.co.id
  27. sonorasurabaya.co.id

Budaya Jawa Barat yang tak kalah menarik untuk dipelajari adalah Kota Seren. Budaya tradisional Jawa Barat ini dibuat dengan mengangkut padi atau sebagai ngangkut pare dari sawah ke lumbung padi (leuit), menggunakan piculan khusus yang disebut rengkong sambil mengiringi musik tradisional.

Pertemuan yang disebut riungan kemudian diadakan untuk dihadiri oleh pejabat pemerintah daerah dan tetua adat atau tokoh masyarakat. Produk yang menjadi upacara Taun Star ini melambangkan ajakan untuk bersyukur kepada Tuhan atas kehadiran pejabat atau pejabat setempat di wilayah Jawa Barat.

Adat Jawa Barat ini merupakan upacara untuk menyampaikan kabar baik tentang kelimpahan tanaman atau tanaman padi dan kebaikan yang dicapai oleh masyarakat selama kurun waktu tertentu.  Karena upacara adat ini tidak dilakukan hanya sekali, melainkan pada waktu tertentu sesuai adat istiadat.

Salah satu ciri khas Seren Taun adalah dalam proses seba. Parade ini dilakukan dengan menyerahkan seluruh hasil pertanian yang telah diterima sehingga dapat dinikmati oleh petugas dan tokoh masyarakat yang hadir dalam acara tersebut. Setiap orang yang menghadiri upacara akan merasa bahagia bersama.

Upacara Tingkeban Jawa Barat

Budaya Jawa Barat yang menarik selanjutnya untuk dipelajari adalah upacara Tingkeban. Upacara diadakan untuk seorang ibu yang sedang mengandung anak berusia 7 bulan. Upacara Tingkeban ini digelar sebagai bentuk permohonan demi keselamatan ibu dan janin yang terdapat di perutnya.

Istilah Tingkeban memiliki arti khusus, yaitu penutup yang berasal dari kata utamanya, Tingkeb. Arti istilah ini menggambarkan seorang ibu yang sedang hamil tujuh bulan, yang tidak diperbolehkan bergaul dengan suaminya. Memang, selama 40 hari setelah ketentuan masih diizinkan.

Tujuan dari adat Jawa Barat ini adalah untuk  mencegah  ibu  bekerja terlalu keras, karena kandungan yang semakin besar. Seperti diketahui, hubungan suami istri akan membuat ibu kelelahan, dan kebiasaan ini tidak baik untuk kesehatan bayi, dan juga ibu sendiri.

Setelah usia 7 bulan, selangkangan ibu akan menjadi lebih berat hingga kemudian melahirkan. Tujuan budaya Jawa Barat adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan janin di dalamnya agar tidak terjadi hal-hal buruk sehingga ada aturan yang perlu dibuat oleh ibu.

Upacara tradisional liburan laut

Budaya Jawa Barat lainnya yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah upacara pesta pers tradisional. Upacara ini tidak diadakan di sembarang tempat, melainkan di kabupaten Pangandaran Chiamis dan Pelabuhan Ratu Sukabumi. Jika Anda berkunjung ke sini, pastikan untuk melihat upacara adat yang berlangsung.

Upacara pelayaran ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas makanan laut yang diterima. Itulah sebabnya masyarakat yang mengikuti upacara adat ini biasanya adalah nelayan yang menggunakan transportasi laut sambil bekerja mencari nafkah bagi keluarganya.

Tak hanya sebagai ungkapan rasa syukur, adat Jawa Barat ini  bertujuan dan sebagai imbauan keselamatan bagi nelayan. Meskipun kondisi laut tidak dapat diprediksi, nelayan terdekat harus terus bekerja melalui navigasi laut untuk menemukan hasil tangkapan sebanyak mungkin.

Demi keselamatan para nelayan ini, upacara adat ini digelar dan agar bisa membawa hasil yang bermanfaat. Pawai untuk memenuhi kebiasaan ini sangat menarik untuk ditonton dan dipelajari. Itu sebabnya tidak ada salahnya datang mengikuti parade upacara adat yang masih dilestarikan ini.

Sepitan atau upacara sunat

Budaya Jawa Barat ini masih berlangsung hingga saat ini, baik itu upacara separatis maupun bangsawan. Upacara adat ini digelar dalam rangka menghilangkan segala kotoran pada peralatan utama pengantin yang disunat agar menjadi lebih bersih. Anda juga dapat menemukan budaya ini di banyak daerah.

Budaya ini juga dikaitkan dengan keyakinan agama Islam, di mana salah satu syaratnya adalah umat Islam melakukan ritual sunat baik untuk laki-laki maupun perempuan. Upacara ini berlangsung ketika anak laki-laki berusia 6 tahun dan ketika anak perempuan masih bayi, agar tidak merasa tidak nyaman di kemudian hari.

Upacara ini biasanya diadakan dengan mengundang paraji yang disunat, kerabat dan tetangga pengantin wanita yang disunat. Oleh karena itu, dalam upacara adat ini akan ada perayaan agar pengantin yang disunat merasa bahagia dan menghilangkan rasa sakit setelah vitalitasnya dimurnikan, karena terkadang.

Ada banyak praktik dari wilayah Jawa Barat yang masih dilestarikan hingga saat ini dan Anda akan tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut. Jika Anda memiliki keluarga Jawa Barat,  Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan beberapa adat istiadat Jawa Barat yang disebutkan di atas.